MENGEKSPLORASI
MOTIVASI
Apa
Motivasi itu ?
Motivasi adalah
proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku
Perspektif
Tentang Motivasi
Perspektif Behavioral.
Perspektif Behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksernal sebagai kunci
dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah peristiwa atau stimuli
positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku.
Perspektif Humanistis.
Perspektif Humanistis menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan
kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka dan kualitas positif.
Perspektif ini berkaitan eerat dengan pandangan Abraham Maslow yang
mengemukakan bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipuaskan dahulu sebelum
memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Hierarki Kebutuhan menyatakan bahwa
kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan fisiologis, keamanan, sosial,
harga diri dan aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan motivasi untuk
mengembangkan potensi diri secara penuh sebagai manusia. Maslow memperingatkan
bahwa kebanyakan orang berhenti menjadi dewasa setelah mereka mengembangkan
level harga diri yang tinggi dan karenanya tidak pernah sampai ke aktualisasi
diri
Perspektif Kognitif.
Minat ini berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai
sesuatu, atribusi mereka (persepsi tentang sebab-sebab kesuksesan dan
kegagalan, terutama persepsi bahwa usaha adalah faktor penting dalam prestasi)
dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara
efektif. Motivasi Kompetensi merupakan ide bahwa orang termotivasi untuk
menghadapi lingkungan mereka secara efektif, menguasai dunia mereka dan
memproses informasi secara efisien.
Perspektif Sosial.
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan
oranglain secara aman.
MOTIVASI
UNTUK MERAIH SESUATU
Motivasi
Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik
Motivasi ekstrinstik adalah
melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai
tujuan). Motivasi intrinstik adalah
motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu
sendiri). Pendekatan kognitif dan humanistik menekankan motivasi intrinstik
sebagai sesuatu yang penting dalam prestasi.
Determinasi Diri dan Pilihan
Personal. Hal ini adalah salah satu pandangan motivasi
intrinsik menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini, murid ingin
percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena
kesuksesan atau imbalan eksternal.
Pengalaman Optimal. Mihaly
Csikszentmihalyi menggunakan istilah flowuntuk mendeskripsikan pengalaman
optimal dalam hidup. Menurutnya pengalaman optimai itu kebanyakan terjadi
ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan
aktivitas. Pengalaman optimal terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan
yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tak terlalu mudah.
Imbalan Ekstrinsik dan
Motivasi Intrinsik. Imbalan ektstrinsik dapat berguna untuk
mengubah perilaku, namun dalam beberapa situasi dapat melemahkan pembelajaran. Ketika
hadiah dikaitkan dengan kompetensi, maka hadiah bisa menaikkan minat dan
motivasi.
Proses
Kognitif Lainnya
Atribusi.
Teori atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau
kinerjanya sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang
mendasarinya. Bernard Weiner mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kausal:
lokus, stabilitas, dan daya kontrol.
Motivasi Untuk
Menguasai. Para periset menyebut penguasaan sebagai salah
satu dari tiga tipe orientasi prestasi: penguasaan, tak berdaya, dan kinerja. Orientasi
menguasai adalah fokus pada tugas ketimbang pada kemampuan mereka, punya sikap
positif (menikmati tantangan), dan menciptakan strategi berorientasi solusi
yang meningkatkan kinerja mereka. Oritentasi
tak berdaya berfokus pada ketidakmampuan personal mereka, merasa kurangnya
kemampuan dan menunjukkan sikap negatif (termasuk kejemuan dan kecemasan). Orientasi
kinerja yang berarti lebih memerhatikan hasil ketimbang proses.
Self-Efficacy.
Yakni keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memroduksi hasil
positif.
Penentuan Tujuan,
Perencanaan, dan Monitoring Diri. Pembelajaran regulasi
diri yang terdiri dari penciptaan pemikiran sendiri, perasaan sendiri dan
perilaku sendiri dalam mencapai suatu tujuan. Membentuk perencaan pembelajaran
dan memonitoring prosesnya.
Kecemasan
dan Prestasi
Kecemasan
adalah perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Program
intervensi terhadap kecemasan difokuskan pada aspek kekhawatiran, dimana
program ini berusaha mengganti pemikiran yang destruktif dan negatif tentang
kecemasan dengan pemikiran yang lebih positif dan konstruktif.
Ekspektasi
Guru
Guru
sering kali punya ekspektasi lebih positif untuk murid berkemampuan tinggi
ketimbang murid berkemampuan rendah. Ekspektasi ini mungkin memengaruhi sikap
murid terhadap guru.
MOTIVASI,
HUBUNGAN DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL
Motif Sosial
Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial.
Hubungan
Sosial
Hubungan murid dengan orang tua, teman sebaya, kawan, guru dan mentor, dan orang lain, dapat memengaruhi prestasi dan motivasi sosial mereka.
Orang Tua. Riset tentang hubungan antara parenting dengan motivasi murid yang mengkaji karakteristik demografis, praktik pengasuhan anak, dan provisi pengalaman spesifik dirumah.
Teman Sebaya (Peer).
Teman sebaya dapat memengaruhi motivasi anak melaui perbandingan sosial,
kompetensi dan motivasi sosial, belajar bersama, dan pengaruh kelompok teman
sebaya.
Guru.
Banyak anak yang tidak bagus belajarnya karena punya hubungan negatif dengan guru
mereka.
Guru dan Orang Tua.
Strategi guru untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak
mereka.
Konteks
Sosiokultural
Fokus
pada bagaimana status sosialekonomi, etnis, dan gender bisa memengaruhi
motivasi dan prestasi.
Status Sosioekonomi dan Etnisitas. Diversitas dalam kelompok minoritas etnis memengatuhi prestasi. Misalnya, banyak murid Asia punya orientasi prestasi akademik yang kuat, tetapi sebagian tidak.
Gender.
Tentang motivasi dan gender difokuskan pada bagaimana pria dan wanita berbeda
dalam keyakinan dan nilai yang mereka anut.
MURID
BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT DIDEKATI
Murid yang Tidak Bersemangat
Murid Berprestasi Rendah dengan Ekspektasi Kesuksesan yang Rendah. Murid jenis ini perlu terus-menerus diyakinkan bahwa mereka bisa mencapai tujuan mereka.
Murid dengan Sindrom
Kegagalan. Sindrom kegagalan adalah murid memiliki ekspektasi
rendah untuk meraih kesuksesan dan menyerah saat menghadapi kesulitan awal.
Murid yang Termotivasi
untuk Melindungi Harga Dirinya dengan Menghindari Kegagalan.
Beberapa murid sangat ingin melindungi harga dirinya dan menghindari kegagalan
sehingga mereka tidak mau mengejar tujuan pembelajaran dan menjalankan strategi
pembelajaran yang tidak efektif.
Murid
yang Tidak Tertarik atau Teralienasi
Brophy(1998)
percaya bahwa problem motivasi paling sulit adalah murid apatis, tidak tertarik
belajar, atau teralienasi atau menjauhkan diri dari pembelajaran sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar